Subut saja namanya Pak Fulan, guru IPS. Pak guru ini punya kebiasaan mengajar yang mudah ditebak oleh siswa-siswinya, yakni Pak Fulan pasti bercerita dirinya dan keluarganya, lalu berceramah panjang lebar soal materi dengan intonasi yang membosankan bakseorang ibu yang menina bobokan banyinya. Terkadang afa beberapa paragraf yang selalu diulang-ulang. Matanya hanya memandang sagj sudut kelas. Lima menit sebelum hsai pslajaran, barulah beberapa siswa terbangun dari tidur ketika mendengar pertanyaan Pak Fulan. "Ayo anak-anak, ada yang mau ditanyakan ? Kalau tidak ada, tolong catat, ada PR untuk dikerjakan di rumah pertemuan yang akan datang dikumpulkan."

Kelas itu pun bubar dengan hampir 80% waktu dihabiskan oleh sang guru untuk berceramah, dengan gaya yang membuat semua siswanya gerah, tidak nyaman, dan akhirnya memilih tidur di kelas.

Pak Fulan adalah contoh guru yang terkena virus Teacher Talking Time. Dia menganggab guru mengajar dan siswa belajar ada pada satu proses. Pak Fulan menganggap bahwa ceramahnya yang menghabiskan 80% waktu pelajaran di kelas itu diperhatikan dan didengarkan siswanya. Siswa kebanyakan tidur, bincang dengan temannya, atau melamun. Parahnya lagi, hal itu dirasa cukup bagi sang guru untuk memenuhi kewajiban mengajar.

Dalam strategi pembelajaran, guru mengajar dan siswa belajar adalah dua proses atau jalan yang berbeda. Artinya, ketika guru mengajar, belum tentu siswanya belajar. Ketika banyak siswa melakukan aktivitas, itulah sebenarnya saat siswa belajar.